KALSEL

Gubernur Kalsel Inginkan SKPD Terkait Bahas Program Promosi dan Pelestarian Geopark Meratus

Dalam Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-221 yang berlangsung di Paris, Prancis, 2–17 April 2025, Geopark Meratus dinobatkan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark (UGG).

Penetapan tersebut tentunya menjadi kabar gembira bagi Provinsi Kalimantan Selatan karena jantung Kalsel, Pegunungan Meratus kini tak lagi sekadar kebanggaan lokal, melainkan telah resmi diakui dunia.

Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhidin pun segera meminta SKPD terkait untuk melaksanakan rapat intern untuk membahas program pelestarian Geopark Meratus ini.

“Seiring dengan ditetapkannya Geopark Meratus oleh UNESCO saya telah memerintahkan SKPD terkait untuk melaksanakan rapat intern guna menyusun program promosi dan pelestarian Geopark Meratus,” kata Muhidin saat ditemui usai pelaksnaan gerakan menanam 1 juta pohon di Halaman Mesjid Sabilal Muhtadin, Banjarmasin, Selasa (22/4/2025).

Pada kesempatan tersebut Muhidin menegaskan bahwa pelestarian lingkungan Geopark Meratus menjadi hal mutlak karena hal tersebut menjadi daya tarik utama dark Geopark Meratus.

“Menjaga alam meratus itu sudah pasti, karena itu yang kita tawarkan. Tidak hanya bebatuan yang langka, Geopark Meratus juga memiliki keindahan alam yang bagus” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kalsel Muhammad Syarifuddin mengatakan, penetapan Geopark Meratus sebagai UGG oleh UNESCO ini dapat menjadi gerbang emas bagi Banua karena dapat membuka lebar peluang pengembangan ekonomi lokal, pelestarian lingkungan, dan promosi budaya Banua ke panggung global.

Syarifuddin berharap kepada seluruh stakeholder Geopark Meratus, baik itu pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, Pokdarwis maupun pengelola tempat wisata, agar terus menjalin koordinasi, kolaborasi dan sinkronisasi dalam membangun, memelihara serta mempertahankan keberadaan Geopark Meratus sekarang dan masa mendatang.

“Tak hanya soal potensi wisata, Geopark Meratus menyimpan kekayaan biodiversitas dan budaya. Dari hutan tropis yang menjadi rumah orangutan Kalimantan dan bekantan, hingga warisan adat dan cerita rakyat Dayak yang masih hidup di tengah masyarakat,” tukas Syarifuddin. MC Kalsel/Jml

sumber : diskominfomc.kalselprov.go.id

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button